tag:blogger.com,1999:blog-13928439873555431822024-03-13T03:10:23.454-07:00LDII JAKARTA BARATJl. H. Ja’ani Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-40800331867945302742011-06-01T16:19:00.000-07:002011-06-01T16:31:34.074-07:00Pancasila Merajut Kebhinekaan Bangsa<a href="http://2.bp.blogspot.com/-N92xGIWmoxI/TebJhh97L5I/AAAAAAAAAI0/P3le6MGbvBY/s1600/Spanduk-Pancasila1-Low.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 67px;" src="http://2.bp.blogspot.com/-N92xGIWmoxI/TebJhh97L5I/AAAAAAAAAI0/P3le6MGbvBY/s400/Spanduk-Pancasila1-Low.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613395563454869394" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(112, 112, 112); font-family: Arial, Verdana, 'Helvetica san-serif'; font-size: 12px; line-height: 21px; "><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; "><strong>Ideologi yang Hanya Menempel di Dinding Kelas</strong> <em>Indonesia seperti meniti di atas dua kutub yang ekstrim. Bangsa ini berhadapan dengan generasi yang kehilangan karakter sekaligus radikal. Melupakan kesantunan, kerukunan, kejujuran, toleransi atas perbedaan, gotong royong, dan musyawarah mufakat. Pancasila seperti hanya ada dinding tak pernah hinggap di hati bangsa Indonesia.</em></p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Siang yang terik di kawasan Kalibata. Drajat, 45 tahun, sedang asik berhadapan dengan motor tuanya di garasi. Dari ruang tamu terdengar suara bising Playstation 3. Suara tembakan ditingkahi suara raungan mesin. Yayan, putra Drajat yang berumur 12 tahun itu, sedang asik memainkan game Sniper, berteman minuman soda dan gorengan hangat.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">“Assalamualaikum, ada Pak Drajat,” sapa tamu dari luar. “Drajat lagi nggak ada, keluar!” teriak Yayan tak peduli. Sang tamu hanya geleng kepala, sembari mengumpat, dasar anak abad 21! Sang bapak juga tak kalah kagetnya. Anaknya kian tak sopan. Bukan hanya pada dirinya tapi juga kepada orang lain. Drajat, sang bapak itu, membandingkan bagaimana dia hormat kepada orang yang lebih tua, baik dalam lingkungan keluarga, maupun dengan tetangga, dan siapa saja yang ditemui di luar rumah. Duh, apa yang terjadi dengan generasi muda sekarang? Sopan santun hilang, begitupula sifat-sifat bangsa yang membanggakan, yang berdasar Pancasila.<span id="more-749"></span></p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Ketika reformasi bergulir, berbagai hal yang berbau Orde Baru disetip, termasuk Pancasila. Lalu digantikan dengan berbagai ideologi, mulai dari sosialis, liberal, bahkan Islam redikal. Sejatinya persoalan menyalahgunakan Pancasila sudah terjadi di dua era pemimpin Indonesia sebelumnya. Misalnya, Soekarno menempatkan posisi nasonalis, agamis, dan komunis dalam posisi setara, yang rentan benturan. Agar mudah dikontrol, sesuai kepentingan Bung Karno. Lalu, Soeharto menjadikan Pancasila sebagai alat peneguh kekuasaan. Mereka yang berlawanan pendapat kerap dilabeli anti Pancasila dan anti pembangunan.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Lalu di masa Orde Baru, Pancasila berhenti sebatas hafalan dan tak dipraktekkan semua. Lantaran itulah, kalangan mahasiswa dan reformis melihat Pancasila sebagai alat, bukan alat pembentuk karakter bangsa. “Maka, ketika reformasi digulirkan mereka melihat Pancasila hanya dimanfaatkan untuk alat kekuasaan. Ironisnya, mereka yang mengaku dirinya reformis, bahkan tak melirik Pancasila atau melaksanakannya kembali lantaran berbagai kepentingan. Walhasil bangsa ini menjadi tidak berkarakter, tak memiliki martabat, saling jegal untuk kepentingan sendiri,” kata budayawan Taufik Ismail.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Reformasi itu juga berlanjut ke kurikulum. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang aplikatif itu, yang mulai diperkenalkan sejak TK sampai ke SMA, digantikan dengan pendidikan kewarganegaraan yang cenderung hafalan, teori, dan kurang praktek. Bahkan, di bangku kuliah, beberapa universitas sejak 1999 atau 2000 sudah tak melaksanakan lagi Penataran Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Kompas (6/4) menulis dengan bagus keluh kesah para pendidik perihal melunturnya karakter bangsa, lantaran menguapnya PMP dari ruang-ruang kelas. Menghilangnya PMP membawa akibat lenyap pula nilai-nilai Pancasila semisal musyawarah, gotong royong, kerukunan, dan toleransi beragama, “Sesuai kurikulum materi yang diberikan memang hanya hafalan dan penambahan pengetahuan. Sedikit peluang untuk penanaman nilai dan pembentukan moral anak,” keluh La Ose, Kepala Sekolah SMAN 1, Lura, Muna, Sulawesi Tenggara.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Repotnya, ketika akan menjabarkan berbagai prilaku yang Pancasilais, para guru di negeri ini kesulitan bukan main. Sebab pahlawan lokal tak lagi diekspos oleh media massa, yang ada hanya para pejabat yang korup, artis yang kawin cerai, juga kekerasan antar pemeluk agama. Ini membuat Pancasila hanya ada dalam teori tak membekas dalam kehidupan nyata. Pancasila seperti terbang dan berbicara sendiri, di dunia lain.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada, Sindung Tjahyadi mengingatkan negaralah justru yang mengabaikan Pancasila. “Penghapusan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Terkesan disengaja, lantaran dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional atau UU Sisdiknas, tidak ada lagi kurikulum mengenai Pancasila,” urai Sindung. Akibatnya, para guru tak berani mengajarkan di sekolah-sekolah. Kini, ketika radikalisme bangkit, justru ajaran toleransi yang berasal dari Pancasila, menurut Sindung, menjadi semakin dibutuhkan.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; "><strong>Pancasila dan Pendidikan Karakter Bangsa</strong> Bagaimana mengembalikan karakter bangsa? Ini pertanyaan yang menggelisahkan ketika bangsa ini melaju tanpa jati diri. Pancasila yang merupakan elaborasi alias penggarapan secara cermat nilai-nilai kebijakan lokal, etika, dan agama yang berlaku universal dan sangat khas Indonesia, hanya bisa diterapkan mulai pendidikan sejak dini, dalam keluarga sampai ke ruang-ruang kelas.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Persoalannya adalah, media massa – terutama televisi – yang masuk ke rumah-rumah telah menggantikan peran orangtua, para agamawan, dan guru dalam mendidik anak. Ini menjadi tantangan tersendiri. Persoalannya, bagaimana menyaring pengaruh buruk dari televisi ini?</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Para ilmuwan di bidang komunikasi massa meyakini, setiap manusia memiliki filter alias saringan untuk menapis informasi. Filter ini bisa berfungsi dengan baik, apabila moralitas seseorang baik pula – yang dibangun oleh keluarga, lingkungan, dan agama atau ideologi.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Moralitas sebagai penentu karakter, selalu menjadi konsentrasi para filsuf untuk membangun masyarakat yang berkarakter alias beradab. Sejak 2.500 tahun yang lalu, Socrates seorang filsuf Yunani, telah mewanti-wanti tujuan paling mendasar dari pendidikan, adalah untuk membuat seseorang menjadi baik and cerdas.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Bahkan Nabi Muhammad SAW, menegaskan misi utamanya dalam mendidik atau berdakwah kepada umat manusia, untuk mengupayakan pembentukan karakter yang mulia. Bahkan, tokoh pendidikan Barat yang mendunia seperti Klipatrick, Lickona, Brooks dan Goble seakan menggemakan kembali apa yang disuarakan Socrates dan Nabi Muhamad SAW, bahwa moral, akhlak, atau karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Indonesia yang masyarakatnya beragam, amat sulit untuk mengambil salah satu ideologi untuk membentuk karakter bangsa. Ketika Pancasila dirumuskan menjadi falsafah hidup dan dasar negara, Pancasila adalah perpaduan jenius lokal yang sifatnya universal, bahkan terkandung dalam ajaran agama apapun, terutama Islam. Pancasila boleh disebut jalan tengah antara nilai-nilai luhur yang ada dalam sosialisme dan liberalisme.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Persoalannya, bagaimana membawa nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam sekolah? Menurut Sindung Tjahyadi, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam sila pertama dapat dijadikan acuan pembelajaran beberapa nilai. Salah satunya adalah nilai toleransi atau menghormati agama lain. Dahulu, ketika PMP masih diajarkan di sekolah-sekolah dasar, selalu ada contoh bagaimana toleransi dilaksanakan.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Misalnya, bila sekumpulan anak sepakat untuk berlibur di hari Minggu, mereka baru berangkat bila temannya yang beragama Kristiani pulang dari gereja. Sebaliknya begitu, bila mereka mendengar suara adzan, teman yang beragama Kristen mengingatkan yang beragama Islam untuk beribadah. Dan permainan diistirahatkan sejenak.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Begitupula sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang menjadi bagian penting dalam rantai karakter bangsa. Memberadabkan sesama manusia menjadi modal utama dalam hubungan sosial, yakni memberikan apresiasi atau penghormatan kepada orang lain. Para guru di sekolah selalu mengajarkan berdiskusi untuk menyelesaikan sebuah masalah. Perbedaan pendapat memang dapat menghasilkan konflik, namum guru selalu menjelaskan bahwa dalam masyarakat yang beradab, konflik tidak diselesaikan dengan kekerasan, namun dituntaskan dalam bentuk proses debat dan pemaparan argumen, dan saling menghargai.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Soal keberagaman bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, dalam sila Persatuan Indonesia mampu diuraikan dengan mengenalkan budaya Indonesia secara fisik. Para guru disekolah harus mampu menjelaskan kebudayaan Indonesia lahir dari kebudayaan lokal, yang berfungsi sebagai pintu masuk bagi pemahaman persatuan. Pelajaran mengenai sila ketiga ini, harus membentuk rasa cinta tanah air.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Lalu, mengenai sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, para guru harus menanamkan inilah acuan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Para pendidik harus menanamkan nilai demokrasi yang mendasar adalah taat asas, sesuai prosedur dan menghargai martabat orang lain sesuai hati nurani.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Inilah yang dapat disampaikan dalam pembelajaran pendidikan karakter siswa. Siswa dikenalkan dengan prosedur yang benar dan sesuai aturan/asas yang berlaku. Hal ini bukan untuk mengajak siswa menjadi pribadi yang semata patuh, namun mengajak mereka menjadi pribadi yang taat. Taat adalah bagian dari disiplin maka cara sila keempat ini. Pembelajarannya dapat diawali dengan memberikan latihan disiplin diri untuk menghargai proses yang melibatkan orang lain.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Ketika kepekaan sosial menunjukkan tanda-tanda meluntur, para pendidik harus berperan mengajarkan nilai-nilai luhur sila kelima; Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang merupakan basis kepekaan sosial yang sangat mendasar. Manusia yang berkarakter selalu berjuang untuk sesama, bukan utuk dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keadilan sosial, keadilan sosial tidak perlu lagi dibahas dalam cakupan yang luas dan menerawang, namun dalam kegiatan sehari-hari siswa. Apakah siswa telah berbela rasa kepada siswa lain? Hal inilah yang dapat diuraikan dalam pembelajaran sehari-hari.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Sudah saatnya bagi tiap sekolah untuk meletakkan kembali Pancasila sebagai acuan dasar dalam membentuk karakter siswa. Terbukti Pancasila sangat kaya akan nilai-nilai keutamaan hidup yang mampu menyejahterakan masyarakat Indonesia. Sejahtera berarti bebas dari tindakan anarkis, lepas dari masalah fundamentalitas agama, radikalisme kesukuan, dualisme minoritas-mayoritas, dan perekonomian yang stabil dan merata. Satu-satunya jalan mewujudkan kesejahteraan adalah melalui pendidikan karakter.</p><p style="margin-top: 10px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; text-align: justify; ">Tentu pelajaran Pancasila bukan ditentukan dengan angka-angka di buku rapor, tapi harus dinilai dari prilaku si anak dalam kesehariannya di sekolah, bahkan di rumah. Bila ini dipraktekkan, Pancasila bukan hanya selembar kertas bergambar Garuda Pancasila yang ditempel di dinding kelas. Diapit foto kepala negara dan wakilnya, yang tersenyum gagah. (LC, dari berbagai sumber)</p></span><span class="fullpost"></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-66607039349857066352011-06-01T07:50:00.000-07:002011-06-01T08:09:52.061-07:00Mengembalikan Pancasila ke Dalam Jiwa Bangsa<a href="http://1.bp.blogspot.com/-VF5-pX4B-Z8/TeZWD759DtI/AAAAAAAAAIs/spXf1nDuTcQ/s1600/pancasila.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="text-align: justify;float: left; margin-top: 0px; margin-right: 10px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; cursor: pointer; width: 300px; height: 168px; " src="http://1.bp.blogspot.com/-VF5-pX4B-Z8/TeZWD759DtI/AAAAAAAAAIs/spXf1nDuTcQ/s400/pancasila.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613268611184266962" /></a><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; "><em style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; font-size: 12px; vertical-align: baseline; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; ">Pancasila bukan hanya berfungsi menjadi “kompas” bagaimana warga negara berprilaku. Namun juga bagaimana menyelenggarakan pemerintahan agar segenap rakyat Indonesia sejahtera.</em></span></div><div style="text-align: center;"><p style="margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; vertical-align: baseline; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; "></p><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Usai reformasi Pancasila menjadi pembicaraan yang langka. Ia terlupakan. Ketika moralitas bangsa mengalami penurunan, lalu, anak-anak muda kian menjadi “western” dan radikalisme Islam dalam wujud teroris beraksi di Indonesia, barulah semua orang tersadar Indonesia sedang di tubir jurang kehancuran.</span></div></span><p></p><p style="margin-top: 1em; margin-right: 0px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; border-top-width: 0px; border-right-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-style: initial; border-color: initial; outline-width: 0px; outline-style: initial; outline-color: initial; vertical-align: baseline; background-image: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; "></p><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; text-align: justify; ">Semua sibuk mencari “penyembuh”, Pancasila kembali digali keberadaannya, untuk menumbuhkan keasadaran kolektif bangsa mengenai falsafah dan pedoman hidup bangsa. </div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" ><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px;"><br /></span></span></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">“Pancasila merupakan payung yang sengaja diciptakan oleh para pendiri bangsa ini sebagai pelindung pembangunan bangsa. Tidak ada yang salah dengan Pancasila, yang salah adalah penerapannya. Problema bangsa ini hanya akan selesai dengan jalan kultural, pembatinan dengan menghargai sikap-sikap menghargai perbedaan,” ujar Pengajar di Universitas Indonesia Mudji Sutrisno atau Romo Mudji. </span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Ketika bangsa ini mulai tak tolelir terhadap perbedaan, menurut Romo Mudji, kunci paling penting untuk menanamkan toleransi adalah menghargai orang lain. Konsep ini sudah ada dalam Pancasila yang dibuat oleh para pembangun bangsa. Dalam konsep ini semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Setiap warga negara harus dihargai dan dihormati termasuk ketika terdapat perbedaan yang memang sudah ada dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Bagian tersulit dalam pendidikan toleransi menurut Romo Mudji adalah membuat toleransi mendarah daging dan menjadi kesadaran setiap anak. Pendidikan toleransi bukan hanya hapalan di luar kepala. Pendidikan toleransi akan berhasil dengan cara mengajak anak untuk melakukan tolerasni. “Semua itu dimulai dari keluarga, disini kuncinya,” kata Romo Mudji.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Di sekolah dasar hingga atas, generasi muda memperoleh pemahaman mendalam mengenai </span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">latar belakang historis, dan konseptual tentang Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bagi setiap warga negara, merupakan suatu bentuk kewajiban sebelum dapat melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini adalah kesepakatan para pendiri bangsa dan masyarakat Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara (Filsafat Negara), maka setiap warga negara wajib loyal (setia) kepada dasar negaranya.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Dalam perjalanan waktu, ketika terbentuk sebuah negara bernama Indonesia, perjalanan hidup bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh efektivitas penyelenggaraan negara. Untuk itu Pancasila difungsikan sebagai dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara, di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam. Bahkan saat globalisasi masuk ke dalam tiap inchi kehidupan bangsa, Pancasila dijadikan sebagai penyaring dampak negatif yang kemungkinan muncul.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Maka bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, kesetiaan, nasionalisme (cinta tanah air) dan patriotisme (kerelaan berkorban) kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan (loyalitas) mereka terhadap filsafat negara (Pancasila) yang secara formal diwujudkan dalam bentuk Peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan Peraturan Perundangan lainnya). Kesetiaan warga negara tersebut akan nampak dalam sikap dan tindakan, yakni menghayati, mengamalkan dan mangamankan. Kesetiaan ini akan semakin mantap jika mengakui dan meyakini kebenaran, kebaikan dan keunggulan Pancasila sepanjang masa.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Elaborasi Nilai-nilai Lokal</span></div></span><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">“Pancasila telah menjadi kesepakatan bangsa Indonesia” sejak berdirinya Negara (Proklamasi) Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. Dengan demikian, siapapun yang menjadi warga negara Indonesia hendaknya menghargai dan menghormati kesepakatan yang telah dibangun oleh para pendiri negara itu, dengan berupaya terus untuk menggali, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Pancasila yang sila-silanya diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, telah menjadi kesepakatan nasional sejak ditetapkan pada 18 Agustus 1945, dan terus berlanjut sepanjang sejarah Negara Republik Indonesia. Kesepakatan tersebut merupakan perjanjian luhur atau kontrak sosial bangsa yang mengikat warga negaranya untuk dipatuhi dan dilaksanakan dengan semestinya.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Seluruh masyarakat tanpa terkecuali terikat dengan Pancasila, sebagai hasil kesepakatan berdasarkan justifikasi yuridik (perundangan), filsafat-teoritik, sosiologik-historik (kemasyarakatan dan kesejarahan).</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Dari sisi perundangan rumusan Pancasila terdapat dalam undang-undang dasar yang telah berlaku di Indonesia dan beberapa Ketetapan MPR Republik Indonesia. Simak dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">……………. dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Rumusan itu terdapat pula dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949) dan Undang-undang Dasar Sementera RI (1950). Juga ada dalam Ketetapan MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia dan Ketetapan MPR RI No.V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Dari sisi filsafat-teoritik, Pancasila mengadopsi nilai-nilai ketuahanan yang diajarkan oleh seluruh agama di muka bumi – bahwa keberadaan Tuhan adalah kebenaran hakiki, maka para pendiri negara memulai rumusan Pembukaan UUD 1945 pada aline kedua, keempat dan pasal 29:</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. (Alinea kedua)</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">…………, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, ……………..(Alinea keempat) dan Pasal 29 ayat 1 UUD 45 : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Dari sisi kemasyarakatan dan kesejarahan, menurut Bung Karno, presiden pertama RI dan pendiri bangsa, bahwa Pancasila digali dari bumi Indonesia dan dikristalisasikan dari nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan rakyat Indonesia yang beraneka ragam. </span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Nilai-nilai tersebut dapat diamati pada kelompok masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia, yang prakteknya disesuaikan dengan budaya masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, gamblang bahwa sesungguhnya Pancasila telah menjadi living reality (kehidupan nyata) jauh sebelum berdirinya negara Republik Indonesia. </span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Dalam masyarakat Jawa dikenal konsep kemanusiaan dalam bentuk tepo seliro (tenggang rasa), sepi ing pamrih rame ing gawe (mau bekerja keras tanpa pamrih), gotong royong (berat ringan ditanggung bersama). Dalam Masyarakat Minangkabau musyawarah dan mufakat berada dalam tataran konsep kemanusiaan dan kekuasaan tertinggi (sovereinitas), yang tercermin dalam peribahasa bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat (sovereinitas) dan penghulu beraja ke mufakat, mufakat beraja pada kebenaran (konsep kemanusiaan) dan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (konsep religiusitas).</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Soal ketuhanan masyarakat Minahasa memiliki petuah pangilikenta waja si Empung si Rumer reindeng rojor (Sekalian kita maklum bahwa yang memberikan rahmat yakni Tuhan Yang Maha Esa). Konsep ketuhanan dikenal dalam masyarakat Madura dalam nasehat bijak abantal sadat, sapo’iman, payung Allah (Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa)</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Di Lampung, untuk menyelesaikan berbagai persoalan dikenak nasehat bijak tebak cotang di serambi, mupakat dilemsesat (Simpang siur di luar, mufakat di dalam balai). Inilah yang direkam dalam sila keempat; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Sila mengenai Persatuan Indonesia, diambil dari petuah bijak di Bolaang Mongondow Sulawesi Utara, na’buah pinayung (Tetap bersatu dan rukun). Hal ini juga dikenal di Maluku, dengan slogan kaulete mulowang lalang walidase nausavo sotoneisa etolomai kukuramese upasasi netane kwelenetane ainetane (Mari kita bersatu baik di laut maupun di darat untuk menentang kezaliman).</span></div></span><div style="text-align: justify;"><br /></div><span class="Apple-style-span" ><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px; ">Tak semua praktek-praktek bijak yang menjadi warisan turun-temurun direkam dalam tulisan ini. Namun, berbagai suku bangsa yang ada di 33 provinsi itu memiliki nilai-nilai yang diadopsi ke dalam Pancasila oleh Bung Karno. Rupa-rupanya para pendiri bangsa ini telah memberi bekal, agar bangsa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Asal tak melupakan Pancasila dan menanamnya dalam lubuk paling dalam kesadaran kolektif bangsa, lalu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. (LC, dari berbagai sumber)</span></div></span><p></p></div><span class="fullpost"></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-22859887760422525642011-06-01T07:40:00.000-07:002011-06-01T07:49:35.047-07:00Eco Sport for Earth 2011<div style="text-align: center;"><br /></div><a href="http://3.bp.blogspot.com/-BUGhrmjNAGc/TeZRYc3tKiI/AAAAAAAAAIc/wimoOI-0ZEk/s1600/eco-sport-ldii.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a><div style="text-align: center;"><br /></div><a href="http://4.bp.blogspot.com/-0wmE55NWG7Y/TeZQpy78KGI/AAAAAAAAAIM/IcUW-kwXVo8/s1600/snorkling.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 244px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-0wmE55NWG7Y/TeZQpy78KGI/AAAAAAAAAIM/IcUW-kwXVo8/s400/snorkling.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613262664541939810" /></a><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(65, 65, 65); font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19px; "><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Dalam rangka menyambut Hari Bumi se-Dunia Badan pembinaan Olahraga Seni dan Kebudayaan PT. Krakatau Steel (BPOSKS) bekerjasama dengan DPP LDII dan CAI Diving Club menyelenggarakan acara yang bertajuk “Eco Sport for Earth”.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Acara digelar di Tanjung Lesung Beach Club – Banten, pada 30 April 2011 lalu dan diisi dengan kegiatan olahraga seperti : sepeda lintas alam dan quatlon (renang,kayak,lari,sepada). Sementara kelompok pecinta alam menelusuri sambil mempelajari hutan mangrove yang dilestarikan. Tidak lupa pula kegiatan membersihkan sampah organik sepanjang pesisir pantai Tanjung Lesung.</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><a href="http://blogldii.files.wordpress.com/2011/05/ecosportldii.jpg" style="text-decoration: none; color: rgb(108, 140, 55); "><img class="aligncenter size-full wp-image-1723" title="ecosportldii" src="http://blogldii.files.wordpress.com/2011/05/ecosportldii.jpg?w=450&h=348" alt="undefined" width="450" height="348" style="margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 0px; margin-left: auto; border-top-style: none; border-right-style: none; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-width: initial; border-color: initial; display: block; " /></a><br />Ketua BPOSKS Djoko Mulyono, mengungkapkan kekagumannya dan berterima kasih atas antusiasme peserta yang mengikuti acara tersebut. Ia sangat berharap bahwa dengan kegiatan ini, dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada seluruh masyarakat dengan cara melestarikan ekosistem guna anak cucu kita yang akan datang. Hal ini diamini oleh Ketua DPP LDII Edwin Sumiroza, yang juga karyawan PT. Krakatau Steel, dan tokoh Lingkungan Hidup H. Budi Rama (Ketua DPP LDII).</p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; ">Ketua Departemen Pemuda Olahraga Seni & Budaya Ir.Adityo Handoko dan H. Budi Rama menyerahkan cinderamata kepada Ketua BPOSKS dalam acara tersebut. Acara ditutup dengan snorkling, melihat keindahan ekosistem bawah laut oleh semua peserta. Berita selengkapnay bisa dibaca di blog <a href="http://ldiigogreen.blogspot.com/2011_05_01_archive.html" style="text-decoration: none; color: rgb(108, 140, 55); ">LDII Go Green.</a></p><p style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; text-align: justify; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 238); font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; -webkit-text-decorations-in-effect: underline; line-height: normal; "><img src="http://3.bp.blogspot.com/-BUGhrmjNAGc/TeZRYc3tKiI/AAAAAAAAAIc/wimoOI-0ZEk/s400/eco-sport-ldii.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613263466072451618" style="display: block; margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 306px; " /></span></p><div><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 238); font-family: Georgia, serif; font-size: 16px; -webkit-text-decorations-in-effect: underline; line-height: normal; "><br /></span></div></span><span class="fullpost"></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-27817463183498438282010-04-08T01:59:00.000-07:002010-04-08T02:02:02.537-07:00Gubernur Minta LDII Sosialisasikan "Bali Mandara"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S72bcIYte3I/AAAAAAAAAE0/zq8X_reNWO8/s1600/ldii-bali.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 166px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S72bcIYte3I/AAAAAAAAAE0/zq8X_reNWO8/s320/ldii-bali.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5457689231032679282" border="0" /></a><br />Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta pengurus dan aktivis Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyosialisasikan program "Bali Mandara" (Bali Aman, Damai, dan Sejahtera).<br /><br />Kepala Biro Kesra Pemprov Bali Anak Agung Yudi Arnawa menyampaikan pesan gubernur tersebut saat menerima pengurus DPD LDII Bali yang dipimpin ketuanya, Drs H Olih Solihat Karso, MSn, di Denpasar, Rabu.<br /><br />"Bali Mandara yang dicanangkan Pemprov Bali itu di dalamnya terdapat berbagai program, seperti JKBM atau jaminan kesehatan Bali Mandiri, program lingkungan bersih dan hijau, program pengentasan kemiskinan dan program lainnya," katanya.<br /><br />Selain itu, katanya, Gubernur Pastika juga menyatakan mendukung kegiatan LDII yang merupakan ujung tombak untuk pemberdayaan masyarakat sebagaimana juga peran itu dilakukan oleh para bendesa atau kepala adat di Bali.<br /><br />Gubernur Bali juga mengingatkan agar LDII sebagai oragnisasi keagamaan bisa bersama-sama menjaga kenyamanan dan keamanan Bali sebagaimana prinsip yang ada, yaitu "menyama braya" (hubungan bersaudara) yang memang menjadi identitas masyarakat Bali.<br /><br />Selain Olih Solihat, pengurus LDII 2009-2014 yang menemui pejabat Pemprov Bali adalah dua wakil ketua, yakni H Hardilan dan H Bagus Wiyono, wakil sekretaris H Agus Purmadi serta sejumlah pengurus harian lainnya.<br /><br />Setelah dari kantor gubernur, di hari yang sama, pengurus tersebut mengadakan silaturahmi dengan pengurus MUI Bali yang ditemui ketuanya KH Hasan Ali, BA. Pada kesempatan itu disampaikan mengenai komitmen kedua organisasi untuk saling bekerja sama.<br /><span class="fullpost"><br /><br /></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-49808247157052190602010-03-16T17:26:00.000-07:002010-03-16T17:32:04.787-07:00LOKAKARYA PENGGERAK PROGRAM GENERUS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S6Ah_8enwYI/AAAAAAAAAEs/B9qLCfz2xBQ/s1600-h/DSC05461.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S6Ah_8enwYI/AAAAAAAAAEs/B9qLCfz2xBQ/s320/DSC05461.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5449392931568337282" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Dalam rangka Pembinaan Generaasi Muda Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jakarta Barat, kepengurusan Penggerak Program Generus Muda-mudi LDII Jakarta Barat baru-baru ini telah menyelenggarakan Lokakarya Pembinaan Generasi Penerus bagi mubaligh- mubalighot dan para pengajar seluruh Jakarta Barat.</span><br /><br /><span class="fullpost">Kegiatan yang diisi dengan materi didaktik methodic serta psikologi pendidikan dilaksanakan selama satu bulan di wisma tamu Masjid Mambaul Huda Kebon Jeruk diikuti oleh 130 peserta dari seluruh guru dan pengelola pendidikan caberawit, pra remaja dan remaja se Jakarta Barat.</span><br /><br /><span class="fullpost">Lokakarya yang diakhiri dengan MBTI dari nara sumber s.a.t.u consulting, menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta, "kegiatan ini mesti tidak cukup satu kali, karena ini baru permulaan, maka untuk selanjutnya panitia bisa menyelenggarakan hal demikian di lain waktu sehingga bisa tuntas", begitu kata Nana Maznah M.Si, selaku pemateri yang sekaligus direktur s.a.t.u consulting Jakarta.</span><br /></div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-76585892601247318002010-03-16T17:09:00.000-07:002010-03-16T17:10:00.335-07:00WISATA KULINER "NASI GORENG SHOLIHAH"<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S6AduYglcTI/AAAAAAAAAEk/iBWQn6X-WD4/s1600-h/IMG_9226.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S6AduYglcTI/AAAAAAAAAEk/iBWQn6X-WD4/s320/IMG_9226.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5449388231808610610" border="0" /></a><br />Dalam rangka pendidikan kemandirian Generasi Muda, terutama bagi putri-putri Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jakarta Barat, kepengurusan keputrian LDII Jakarta Barat baru-baru ini telah menyelenggarakan wisata kuliner yang diadakan di komplek Masjid Mamba'ul Huda Kebon Jeruk Jakarta Barat.<br />Wisata kuliner yang bertemakan "Nasi Goreng Wanita Sholihah" adalah merupakan program tahunan yang disusun dalam rangka pendidikan kemandirian bagi putri-putri Lembaga Dakwah Islam Indonesia pada khususnya dan Muda-mudi Islam pada umumnya.<br /><br />Kegiatan yang diikuti oleh tujuh macam masakan Nasi Goreng dari tujuh kecamatan se Jakarta Barat diawali dengan sosialisasi tentang pentingnya kemandirian di akhiri dengan lomba masak nasi goreng. "Kegiatan ini kami selenggarakan dalam rangka untuk pembinaan bagi generasi muda agar bisa menjadi generasi yang mandiri, mampu menghadapi tantangan kehidupan zaman" kata<span style="font-weight: bold;"> Fitriaty Fauziah</span> selaku ketua panitia penyelenggara. Selanjutnya Fitri menjelaskan, bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka untuk memanfaatkan hari libur nasional, sehingga yang biasanya keluyuran kesana-kemari, bisa di manfaatkan untuk mencari pengalaman dan bermanfaat, ujarnya.<br /><br /><br /></div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-84278055120985052010-03-01T21:51:00.000-08:002010-03-01T21:56:48.043-08:00Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Da`i dan Da`iyah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S4yn-7svsYI/AAAAAAAAAEQ/imt2Cw1uSj4/s1600-h/DSC05524.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/S4yn-7svsYI/AAAAAAAAAEQ/imt2Cw1uSj4/s320/DSC05524.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443910749203181954" border="0" /></a><br /><span class="fullpost">http://beritajakarta.com/2008/id/video_play.asp?vid=1105<br /><br /></span>Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto meresmikan kegiatan pelatihan da`i dan da`iyah angkatan ke tiga di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Patal Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (27/2) kemarin.<br /><span class="fullpost"><br /><br /></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-87468960681744069322009-11-26T12:43:00.000-08:002009-11-26T13:06:41.442-08:00IEDUL ADHA UNTUK MENELADANI PENGORBANAN DAN PERJUANGAN PARA ROSULULLOH,<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/Sw7pDoBvO3I/AAAAAAAAAD0/wLtbeogkH-M/s1600/IMG_0574768x576384x288.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/Sw7pDoBvO3I/AAAAAAAAAD0/wLtbeogkH-M/s320/IMG_0574768x576384x288.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408516451012131698" border="0" /></a><br />Allohu Akbar....9x walillahil hamd<br />Ma’asyirol Muslimin Rokhimakumulloh.., Maha Besar Engkau ya Alloh yang dengan segala kebesaraMU, segala puji bagimu. Di hari raya Iedul Adha ini hambamu bersimpuh untuk sholat, berkumpul disini dengan Takbir, Tahmid dan Tahlil yang kami kumandangkan semata-mata mencari keridloan MU, Takbir , Ruku, Sujud dan duduk kami adalah semata-mata merupakan penghambaan kami sebagai mahlukMU ya Alloh, maka terimalah do’a-do’a kami dan ibadah-ibadah kami.<br /><br />Betapa banyak nikmat Engkau yang telah kami reguk, Seteguk air yang menghilangkan dahaga, sesuap nasi yang menyirnakan rasa lapar, yang meski itu semua kelak dihari manusia dikumpulkan di padang mahsyar akan Engkau tanyakan.<br /><br /><span class="fullpost">Pada hari ini, kita berkumpul untuk melaksanakan sholat Iedul Adha, sementara jutaan ummat Islam tengah melaksanakan pelontaran Jumrah di Mina, Semoga seluruh usaha ibadah kita ini menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di yaumul mizan kelak, semakin taqarrub kita kepada Allah SWT. serta memperoleh buah ibadah yang dijanjikan, yaitu derajat orang-orang yang bertaqwa.<br /><br />Sebentar lagi - insya Allah beberapa hewan qurban akan disembelih, dan para ibu-ibupun telah menyiapkan hidangan ketupat serta makanan tambahan lain. Semoga kurban yang kita lakukan hari ini, meningkatkan ketaqwaan kita disisi Allah SWT. Amin Ya Rabbal ‘alamin.<br /><br />Allohuakbar.....3x<br />Ya Ayyuhal Mu’minuuun!<br />Marilah kita bersama-sama bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, Allah sang Pemilik urusan di hari kiyamat, dihari seseorang tidak dapat menolong orang lain. Hari dimana seorang anak manusia lari dari ayah dan ibunya, lari dari kaum dan kerabatnya. Allah SWT, sang Penguasa Yaumul Mahsyar, Padang yang maha luas, tempat berkumpulnya manusia minal awwaluun wal Akhiruun.Yang akan memperlihatkan kepada kita catatan-catatan, tentang apa-apa yang pernah kita kerjakan, catatan tentang apa-apa yang telah kita lalaikan yang semua akan dihitung segala perbuatan kita, akan ditimbang segala kebaikan dan keburukan kita, akan dihisab semua manusia, dihari perhitungan ini.<br /><br />Maka marilah kita berlindung kepada Allah SWT, dengan sebenar-benar minta perlindungan. Allah SWT Yang adzab-Nya sangat menakutkan, keras dan pedih, dan kelak akan dipertunjukkan, ketika seorang lelaki mungkar dihadirkan, lalu dituangkan air rebusan api neraka keatas kepalanya. Hingga meleleh isi perut dan kulit-kulit mereka. Dan bagi mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka meratapi sakit dan pedihnya siksaan dan ingin keluar dari siksaan itu, maka dikembalikan ia oleh Alloh kepada adzab itu, terus dan terus ... lalu dikatakan, “Rasakanlah adzab yang membakar ini”.<br /><br />Ya Ayyuhal Mu’minuun, Ma’asirol Muslimin Rokhimakumulloh,<br />Dihari Raya Iedul Adha ini kami mengajak kepada saudara-saudara semua untuk kembali mengingat akan segala perjuangan dan pengorbanan para utusan Alloh SWT didalam mempertahankan dan memperjuangkan Ajaran Alloh SWT. Ribuan tahun yang lalu, di tanah kering kerontang dan tandus, di kegersangan kawasan yang pengap, di atas bukit-bukit bebatuan cadas yang ganas, sebuah ajaran dari sang kholiq untuk ummat manusia dipancangkan melalui Nabi Ibrahim Alaihissalam, Abu al-Millah, Nabi yang sering di sebut sebagai bapaknya Islam telah memancangkan sebuah cita-cita yang kelak terbukti melahirkan peradaban besar. Cita-cita kesejahteraan lahir dan batin. Suatu kehidupan yang secara psikologis aman, tenteram, dan sentosa dan secara materi subur dan makmur. Itulah Makkatul mukarromah :<br /><br />وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ<br /><br />“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS, al-Baqarah: 126)<br /><br />Pada hari ini jutaan manusia, dengan kesadaran keagamaan yang tulus, kembali mengenang peristiwa keagamaan yang sangat bernilai itu. Mereka coba merefleksikan maknanya pada berbagai bentuk ritual yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.<br /><br />Maka jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang lain sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah panorama menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia di hadapan kebesaran Rabb Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan-Nya, “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.”<br /><br />Hadirin jama’ah sholat Ied yang berbahagia<br />Ketahuilah bahwa ibadah haji, bukanlah sekadar peristiwa ritual belaka, apalagi bersifat ceremonial. Syari’at haji diturunkan setelah Rasulullah SAW. Beserta para shahabatnya berjuang dengan penuh pengorbanan di sepanjang hayatnya, Kita tentu tidak mudah melupakan bagaimana jasa-jasa Rasulullah SAW. dan para pejuang Islam dimasa awal penegakan Ad-diin ini Pengorbanan demi pengorbanan baik berupa harta, darah, perasaaan dan kesedihan, bahkan nyawa sekalipun.<br />Bagaimana perlakuan bengis kaum musyrikin Quraisy terhadap kaum muslimin dikala itu. Kita tentunya masih ingat, bagaimana Rasulullah SAW. dianiaya oleh ibnu Muith. Ketika leher beliau dicekik dengan usus onta, Bagaimana Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Bagaimana Bilal bin Rabbah ditindih dengan batu besar yang panas ditengah sengatan terik matahari siang. Bagaiman Yasir dibantai, bagaimana seorang ibu yang bernama Sumayyah, ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak. Bagaimana lapar dan menderitanya keluarga Rasulullah SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy di Syi’ib Banu Hasyim, hingga beliau sekeluarga terpaksa memakan kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas. Begitu beratnya derita dan pengorbanan yang di alami oleh seorang kekasih Alloh yang diutus untuk membawa risalah bagi kita semua, bagi umat manusia agar kita semua bisa hidup bahagia mulia dan terhormat baik di dunia maupun di akhirat.<br /><br />Masih dalam kondisi berdarah-darah, luka disekujur raga, rasa sakit yang tiada tara, namun demikian Alloh masih jua memberinya beban perasaan yang sangat dalam. Di Makkah itu pulalah, Setelah beliau jalani masa-masa kepahitan hidup yang sangat panjang, hidup tanpa adanya ayah, tanpa adanya ibu, tanpa kakek, tanpa kerabat yang mau membela risalah amanah kebenaran yang dibawanya, beliau harus kehilangan pula isteri tercintanya Khadijah, seorang wanita yang sangat beliau cintai. seorang Wanita yang mencurahkan cinta dan kasih sayangnya secara tulus dan ikhlas.<br /><br />Allohu Akbar.....3x walillahilhamd. Ma’asirol Muslimin....,<br />Masih jelas di ingatan kita ketika kita membaca sejarahnya, kondisi perjuangan Rosululloh yang baru hanya beberapa waktu bisa menikmati hasilnya, dimana penginsaf-penginsyaf yang saling bantu membantu, saling mementingkan saudara dari pada kepentingan pribadinya, saling membela, sehingga mulai terbentuk ukhuwah dan persatuan ummat, Ukhuwwah dan persatuan ummat terajut, rasa persaudaraan yang paling dalam, saling mengutamakan kebutuhan saudaranya, daripada kepentingan diri sendiri terbentuk. Namun pada saat-saat tempat berpijak belum lagi kokoh, dikala derita kepayahan setelah berhijrah belum lagi sirna, Allah SWT. memberikan kembali proyek besar, yaitu perang Badar. Dan kemudian pada tahun berikutnya, terjadi pula peristiwa perang Uhud, dimana paman beliau SAW Hamzah bin Abdul Muthalib syahid bersama 70 orang syuhada lainnya.<br /><br />Demikianlah, setelah Rasulullah SAW beserta shahabat mengalami kurang lebih 80 kali peperangan, barulah turun perintah haji: “Dan sempurnakanlah haji dan umroh karena Allah”<br /><br />Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…Walillahil Hamd.<br />Hadirin kaum muslimin dan muslimat rahima kumullah<br /><br />Selanjutnya dapatkah kita bayangkan, bagaimana suasana haji pertama kali yang sangat bersejarah itu. Rasulullah SAW. berkhutbah dihadapan kurang lebih 140.000 kaum muslimin saat melaksanakan wuquf di Padang Arafah. Khutbah ini terasa sangat mendebarkan, karena beliau SAW. mengisyaratkan bahwa tahun depan mungkin umur beliau tidak ada lagi. Apalagi Rasulullah SAW. menyampaikan ayat yang baru saja turun:<br />“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu. Dan telah Ku cukupkan atas kalian nikmat-Ku. Dan Aku ridho Islam sebagai agama kalian”.<br />Sebuah ayat yang memproklamasikan bahwa Islam telah sampai ke puncak kejayaan, telah sampai kepuncak kesempurnaan. Umar ibnul Khattab, yang selama ini dikenal tegar dan bersikap tegas terhadap<br />seluruh persoalan, …..saat itupun menangis tersedu-sedu. Demikian pula dengan shahabat-shahabat yang lain. Terbayang tantangan hebat dimasa depan. Terbayang kehidupan tanpa Rasulullah SAW. Terbayang setelah puncak tentu akan ada turunan. Bagaimana perasaaan Rasulullah dan para shahabatnya kala melaksanakan haji yang pertama kali ini? Bagaimanakah perasaan mereka saat melangkahkan kaki menuju lapangan sembari menggemakan takbir, tahmid dan tahlil? Dapatkah kita bayangkan, seandainya Khadijah hadir disisi Rasulullah SAW. Serta dapatkah kita bayangkan seandainya Yasir dan Sumayyah juga turut hadir bertakbir pada hari yang bersejarah ini? Dapatkah kita bayangkan seandainya 14 shahabat pilihan, yang syahid di Badr juga menyaksikan puncak kejayaan Islam ini bersama isteri-isteri dan anak-anak mereka? Lalu bagaimanakah perasaan janda-janda serta para anak-anak yatim itu? Semua pertanyaan ini, larut dalam haru biru kegembiraan hakiki. Hari itu jiwa mereka tenggelam dalam kesyahduan iman, menyatu dengan hakekat kehendak Allah SWT, dan dengan jiwa taqwa mereka.<br />Kegembiraan mereka dipagi yang cerah itu, sembilan belas abad yang silam, tumpah ruah dalam alunan gema takbir, tahmid, tahlil dan tasbih. Ternyata Haji bukan sekedar ibadah ritual saja, melainkan dia merupakan puncak perjuangan jihad Islam sebagaimana sabda nabi SAW.:<br />“Jihad yang paling utama itu adalah haji yang mabrur” (HR. Bukhari)<br /><br />Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar…Walillahil Hamd.<br />Hadirin kaum muslimin dan muslimat rahima kumullah,<br /><br />Semangat pengorbanan ini juga sebagaimana telah dicontohkan oleh nabiyullah Ibrahim as. Semangat rela berkorban dalam menegakkan kebenaran. Pada masa mudanya beliau rela dibakar hidup-hidup, setelah menghancurkan patung berhala Raja Namrud. Namun Allah menyelamatkan Ibrahim as. dengan firman: “Wahai api jadilah dingin, dan Kami selamatkan Ibrahim”.<br />Bahkan ujian dari Kekasih terhadap kekasih, tidak cukup sampai disitu. Sekian lama Ibrohim AS merindukan buah hati hingga berusia tua, dimana lama tidak punya anak, begitu lahir putra pertama beliau –Ismail-, bukan kepalang senang hati beliau. Namun Allah SWT. memerintahkan untuk mengantarkan si buah hatinya ke sebuah lembah yang bernama Makkah. Berdua dengan Siti Hajar, ibunda Ismail, mereka ditinggalkan begitu saja dalam kurun waktu yang sangat lama di sebuah lembah yang tak ada seorangpun dan tidak ada sesuatu apapun disana.<br /><br />Setelah sang anak beranjak remaja, masa masa kebanggaan seorang ayah terhadap seorang putra, bahkan baru saja sedang kangen-kangennya karena lama tidak bertemu, kemudian Allah memerintahkan untuk menyembelih buah hati tercintanya Ismail.<br /><br />Tanpa rasa rugu dan cemas, setelah musyawaroh dengan sang anak, pisau yang telah diasah dan ditajamkan, disiapkan. Ismail yang sudah berbaring diatas pusara, dan dengan sangat berhati-hati pisau tersebut secepat kilat diayunkan. Penyembelihan benar-benar terjadi, darah segar dan hangat memancar membasahi tangan Ibrahim. Sampai disini, sesungguhnya Ibrahim masih sangat yakin telah menyembelih Ismail, darah dagingnya, meski pada kenyataanya Alloh telah menggantinya dengan seekor domba.<br /><br />Ibrahim adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. “Ketika Allah berfirman kepadanya, “Tunduk patuhlah ,” maka ia tidak pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikit pun, apa lagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.<br /><br />Ternyata keislaman Ibrahim tidak hanya untuk dirinya sendiri, ketundukannya kepada ajaran-ajaran dan syari’at Allah bukan hanya buat dirinya sendiri, bahkan tidak hanya untuk generasi sezamannya, melainkan untuk seluruh generasi ummat manusia. Atas dasar itulah beliau wariskan Islam dan sikap ketundukan kepadanya untuk anak cucu sepeninggalnya, untuk generasi berikutnya sampai akhir masa.<br /><br />وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ<br /><br />“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".Wahai anak-anakku! Sesungguhnyaa Allah telah memilih agama ini bagimu!” (QS, al-Baqarah [2]: 132)<br /><br /><br />Ma’asyiral Muslimin!<br />Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd<br /><br />Kemudian rasulullah SAW 14 abad lebih yang lalu memberikan isyarat tentang situasi yang akan menimpa sebuah bangsa yang tidak konsisten menjalan tata aturan agama. Mereka akan dilanda berbagai krisis (sosial, politik, ekonomi, moral, dan budaya) yang berkepanjangan.<br /><br />إذا اقترب الزمان كثر لبس الطيالسة وكثرت التجارة وكثر المال وعظم رب المال وكثرت الفاحشة وكانت إمرة الصبيان وكثر النساء وجار السلطان وطفف في المكيال والميزان يربي الرجل جرو كلب خير له من أن يربي ولداً ولا يوقر كبير ولا يرحم صغير ويكثر أولاد الزنا حتى إن الرجل ليغشى المرأة على قارعة الطريق فيقول أمثلهم في ذلك الزمان: لو اعتزلتم عن الطريق، يلبسون جلود الضأن على قلوب الذئاب أمثلهم في ذلك الزمان المداهن".( الطبراني)<br />“Apabila akhir zaman semakin dekat maka banyak orang yang berpakaian jubah, dominasi perdagangan, harta kekayaan melimpah, para pemilik modal diagungkan, kemesuman merajalela, kanak-kanak dijadikan pemimpin, dominasi perempuan, kelaliman penguasa, manipulasi takaran dan timbangan, orang lebih suka memelihara anjing piaraannya daripada anaknya sendiri, tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak menyayangi yang kecil, membiaknya anak-anak zina, sampai-sampai orang bisa menyetubuhi perempuan di tengah jalan, maka orang yang paling baik di zaman itu hanya bisa mengatakan: tolonglah kalian menyingkri dari jalan, mereka berpakaian kulit domba tetapi berhati serigala, orang paling ideal di zaman itu adalah para penjilat.” (HR, Thabrani)<br /><br />Fenomena sosial yang dikhawatirkan Rasulullah SAW tersebut pada kenyataannya telah bermunculan di tengah-tengah bangsa yang sedang dirundung krisis multi dimensi ini.<br />Beberapa tahun lalu kita merasakan adanya suatu pandangan yang sama di tengah masyarakat bahwa berhubungan seksual di luar nikah adalah sesuatu yang sangat aib dan merupakan dosa besar yang harus benar-benar dijauhi, baik oleh yang belum maupun yang sudah menikah. Pandangan ini diterima sebagai suatu norma yang berlaku di masyarakat, sehingga bila ada orang yang melanggarnya akan mendapat perlakuan yang seragam dari seluruh lapisan masyarakat di mana saja. Ia akan menerima sangsi sosial berupa penyingkiran dari pergaulan sosial, dimusuhi, tidak mendapatkan hak-haknya sebagai warga dsb. Akibatnya, ia akan teralienasi dari masyarakatnya, merasakan kehidupan yang sempit dan tersiksa, serta merasakan sebagai pihak yang ‘terhukum’ Hal ini akan melahirkan perasaan ‘jera’ yang efektif mengurangi frekuensi pengulangan.<br /><br />Namun lihatlah kondisi masyarakat kita sekarang ini. Berzina dianggap sebagai salah satu ciri gaya hidup modern dan menutupi aibnya dengan dalih sebagai ’tuntutan zaman’. Kemudian pandangan ini dipopulerkan di tengah masyarakat, sehingga terjadi perubahan-perubahan norma sosial. Berbagai perilaku menyimpang terjadi di mana-mana. Dari mulai kejahatan politik sampai kejahatan moral. Akibatnya masyarakat merasa kesulitan untuk memilah dan membedakan mana perbuatan yang baik yang dapat membawa keamanan dan kebahagiaan hidup, dan mana perbuatan buruk yang dapat membawa kesengsaraan pada kehidupan.<br /><br />Kondisi seperti ini pasti akan mengobarkan dekadensi moral di mana-mana. Menurut data BKKBN: 1,6 juta orang melakukan aborsi. Penelitian lain dari Pusat Informasi Keluarga Berkualitas mencatat: di Indonesia terjadi 2,5 juta aborsi setiap tahunnya, sebagiannya dilakukan oleh remaja.<br /><br />Akibatnya dalam dunia ekonomi kita mengalami keterpurukan luar biasa yang menyebabkan kita dikangkangi sistem kapitalisme global yang terus memiskinkan bangsa-bangsa di dunia.<br />Celakanya sampai saat ini belum terlihat upaya serius untuk keluar dari krisis yang telah mengepung bangsa ini. Lebih celaka lagi masih terlihat keengganan bangsa ini, untuk kembali ke akar budayanya, yaitu Islam yang dilukiskan oleh Nabi Ibrahim sebagai satu-satunya jalan menuju pencapaian cita-cita kesejahteraan. yang dapat mengarahkan kehidupan bangsa ini ke cita-cita luhurnya, hidup aman sentosa dan makmur di bawah naungan ridha Ilahi.<br /><br /><br />اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ<br /><br />Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.<br /><br />اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ<br /><br />Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.<br /><br />اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ<br /><br />Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.<br /><br />اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ<br /><br />Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..<br /><br />اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين<br /><br />Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.<br /><br />اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين<br /><br />Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.<br /><br />اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ<br /><br />Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha Pengasih.<br /><br />رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار<br />وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ</div></span>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-19058719901200652222009-11-26T12:28:00.002-08:002009-11-26T13:09:23.448-08:00LDII Sosialisasikan Peran Polri<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/Sw7mAJ-r95I/AAAAAAAAADc/xU8Vmp9Zij0/s1600/logo-polri.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 199px; height: 212px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/Sw7mAJ-r95I/AAAAAAAAADc/xU8Vmp9Zij0/s320/logo-polri.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5408513092871780242" border="0" /></a><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" >Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bekerja sama dengan Polsek Metro Palmerah melakukan sosialisasi peran Porli di masyarakat sesuai dengan UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian. LDII juga melakukan sosialisasi UU Lalu Lintas dan Narkoba.</span></span><br /><br /><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" >“Kegiatan semacam ini seharusnya bisa dilakukan secara berkala oleh pihak kepolisian maupun ormas lain, sehingga maksud dan tujuan UU No 2 Tahun 2002 bisa diserap dan diketahui oleh lapisan masyarakat di tingkat paling bawah,” kata Ketua Panitia Sosialisasi LDII M Yusup, di Jakarta, kemarin (10/11).</span></span><br /><br /><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" >Menurutnya, pergeseran paradigma pengabdian Polri yang sebelumnya cenderung digunakan sebagai alat penguasa kearah mengabdi bagi kepentingan masyarakat telah membawa berbagai implikasi perubahan yang mendasar. Salah satu perubahan itu adalah perumusan kembali perannya sesuai UU Kepolisian yang menetapkan Polri berperan selaku pemelihara Kamtibmas, penegak hukum, serta pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.</span></span><br /><br /><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" > </span></span><br /><br /><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" >Yusup mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan 8 November 2009 tersebut di ikuti oleh kelompok sadar hukum (pokdarkum) masyarakat dan warga jamaah LDII kecamatan Palmerah. AIPTU Polisi Bahrun dari Polsek Metro Palmerah mengatakan, Polri sebagai pemelihara kamtibmas maupun sebagai penegak hukum haruslah dijiwai oleh tampilan perilakunya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.</span></span><br /><br /><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: rgb(0, 0, 0); font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;font-family:'Times New Roman';font-size:medium;" ><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: collapse; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 17px; text-align: left;font-family:Georgia,'Times New Roman',Times,serif;font-size:11px;" >Antusiasme masyarakat dalam mengikuti penyuluhan dan sosialisasi ini cukup tinggi. Terbukti dengan banyaknya peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan kepada narasumber. Sayangnya, akibat keterbatasan waktu, tidak semua pertanyaan peserta bisa di jawab. “Hal ini menjadi PR Panitia untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di masa-masa yang akan datang,” kata Yusup.</span></span><br /></div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-72356408824348373732009-11-26T12:28:00.001-08:002009-11-26T12:47:45.983-08:00MUI Bekali Para Dai LDII<div style="text-align: justify;">MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta melakukan pembekalan intensif untuk para dai Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mulai Sabtu (17/1). Acara yang diikuti sekitar 100 dai dan daiyah se Jabodetabek dan Banten tersebut diselenggarakan di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jl SPG VII, Lubang Buaya, Jakarta Timur.</div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-78519650579885777992009-11-26T12:26:00.002-08:002009-11-26T12:48:46.118-08:00LDII Bukan Aliran Islam Radikal<div style="text-align: justify;" id="newsrightbox">Anggota pengajian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) jalan Kijang Lama KM 6 Kelurahan Kampung Bulang Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memastikan, ajaran di pengajian LDII bukan aliran radikal. "Ajaran di pengajian LDII berdasarkan perintah Allah dan Rasul. Jadi bukan aliran radikal sebagaimana isu fitnah yang ditujukan pada kami," kata anggota LDII jalan Kijang Lama KM 6 Kelurahan Kampung Bulang, Kota Tanjungpinang, Mario, Jumat.<br /></div><div style="text-align: justify;"> Anggota LDII juga tidak terima kalau lembaga pengajiannya disebut sebagai aliran menyimpang dari ajaran agama Islam.<br />"Sekali lagi saya katakan, itu fitnah," kata Mario yang sejak tahun 1993 menjadi anggota LDII, menegaskan.<br />Berdasarkan pengalamannya, selama menjadi anggota LDII di Padang, Sumatera Barat dan Tanjungpinang, secara umum Mario menilai tidak ada perbedaan antara ajaran LDII dengan organisasi pengajian lainnya.<br />"Yang berbeda itu, hanya ketika menyambut Maulid Nabi. Umumnya Islam merayakannya, tapi anggota LDII tidak merayakannya karena tidak diperintah Al-Quran dan Hadits," kata Mario yang berusaha merinci perbedaan LDII dengan Ormas Islam lainnya.<br />Ajaran LDII disebut-sebut sebagai ajaran radial, karena memandang penganut ajaran Islam lainnya seperti "kotoran".<br />Misalnya, seorang muslim yang bukan anggota LDII melakukan ibadah di masjid yang dibangun LDII. Ketika muslim tersebut pulang dari mesjid, bekas langkahnya segera dibersihkan anggota LDII.<br />Hal yang sama juga dilakukan anggota LDII ketika seorang muslim yang bukan anggota LDII memasuki rumah mereka.<br />"Itu tidak benar. Saya tinggal dekat pengajian dan belum pernah melakukan hal seperti itu," kata Mario membantah.<br />Namun Mario mengaku, telah lama mendengar isu tersebut.<br />"Jika sewaktu-waktu saya langsung mendengar dari orang yang menyebarkan fitnah itu, pasti saya minta orang itu membuktikannya," ucap Mario dengan nada meninggi.<br />Ia menyesalkan pernyataan Hazarullah Azwad, seorang pemuka agama yang juga pegawai Departemen Agama (Depag) Kota Tanjungpinang, yang menyebutkan LDII sebagai aliran menyimpang.<br />"LDII sebagai aliran menyimpang, sehingga perlu diwaspadai umat Islam umumnya," kata Hazarullah yang juga Ketua Forum Komunikasi Masjid dan Mushala (FKMM) Kepri.<br />Hazarullah mengaku, memiliki bukti-bukti ajaran LDII itu dapat menyesatkan umat Islam. Namun ia menolak membeberkannya kepada wartawan.<br />Itu lah yang ditulis oleh KapanLagi.com, 9 November 2007</div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-64492301500079317502009-11-26T12:26:00.001-08:002009-11-26T12:26:32.024-08:00Benarkah masjid LDII jika dimasuki orang lain, kemudian lantainya dicuci?<span style="font-weight: bold;">Tidak Benar.</span> Jika isu itu benar, logikanya adalah daripada harus membersihkan lantai setelah dimasuki seseorang yang bukan warga LDII, tentunya lebih baik LDII melarang siapa saja yang bukan warga LDII untuk masuk ke masjid LDII tersebut, sebab alangkah susahnya jika setiap dimasuki orang selain warga LDII kemudian harus mencuci lantai.<br /><br />Kenyataannya tidak demikian. LDII tidak melarang siapa saja yang bukan warga LDII untuk masuk ke masjid LDII dan LDII tidak mencuci lantai masjidnya yang dimasuki bukan warga LDII.<br /><br />Banyak sekali masjid LDII yang terletak di pinggir jalan besar bebas dimasuki oleh siapa saja, baik untuk sekedar sholat maupun untuk mengikuti sholat Jum’at.Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-74129649213881685082009-08-13T01:15:00.000-07:002009-11-26T12:48:31.042-08:00Dirgahayu Republik Indonesia ke-64<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/SoPMBtk0XCI/AAAAAAAAACM/gj3ytPam6eU/s1600-h/bendera_merah_putih.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 77px; height: 56px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/SoPMBtk0XCI/AAAAAAAAACM/gj3ytPam6eU/s320/bendera_merah_putih.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5369359510541720610" border="0" /></a><br /></div><div style="text-align: center;"><strong>Dirgahayu Republik Indonesia ke-64 </strong></div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1392843987355543182.post-22736349566197484202009-08-12T20:26:00.000-07:002009-11-26T12:48:07.647-08:00Pelatihan Pembuatan Blog (Workshop GIS dan PCJ)<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/SoOJHrHkS4I/AAAAAAAAABs/s7fiffotuSo/s1600-h/cimg0155.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 225px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_bXBBza5slpE/SoOJHrHkS4I/AAAAAAAAABs/s7fiffotuSo/s320/cimg0155.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5369285945682316162" border="0" /></a><br />Pada hari kedua pelaksanaan Workshop GIS & PCJ , para peserta Workshop mendapatkan materi “Cara Pembuatan Blog” yang dibawakan Oleh Bpk. Daud, walaupun agak rumit dan terganggu dengan koneksi internetnya akhirnya sebagian peserta dapat membuat blog masing-masing.</div>Blog Ilhamhttp://www.blogger.com/profile/08376598703825439858noreply@blogger.com0